PAPUA - Keberhasilan gemilang kembali diraih oleh Satgas Yonif 501/Bajra Yudha dalam menjalankan misi di wilayah Papua Barat. Kali ini, HK, salah satu Wakil Pimpinan Organisasi Papua Merdeka (OPM) Kodap IV/Sorong Raya, resmi meninggalkan perjuangan bersenjata dan menyerahkan diri bersama keluarganya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Rabu 15 Januari 2025.
HK, yang juga terlibat dalam serangan brutal terhadap Posramil Kampung Kisor pada 2 September 2021, akhirnya memilih jalan damai. Dalam insiden tersebut, empat prajurit TNI, termasuk Komandan Posramil, gugur akibat serangan kelompok bersenjata. Namun, melalui pendekatan dialogis dan humanis yang diterapkan Satgas Yonif 501/BY, langkah baru menuju perdamaian kini terwujud.
Proses Penjemputan HK: Simbol Sinergi dan Kemanusiaan
Pada malam 13 Januari 2025, informasi penting diterima oleh Pos Fuog Satgas Yonif 501/BY. Seorang mantan anggota OPM yang telah kembali ke NKRI melaporkan bahwa HK ingin menyerahkan diri bersama keluarganya. Dengan sigap, Letda Inf Fanno melaporkan kabar tersebut kepada Dansatgas Yonif 501/BY, Letkol Inf Yakhya Wisnu Ariyanto, yang segera mengatur proses penjemputan.
Pada Selasa pagi, 14 Januari 2025, HK bersama istri dan anaknya keluar dari persembunyian di hutan, menandai akhir dari perjalanan panjangnya sebagai bagian dari kelompok bersenjata. Proses penjemputan melibatkan Satgas Yonif 501/BY, perwakilan pemerintah Kabupaten Maybrat, dan Kepala Bagian Eksodus/Pemulangan, Bapak Mellianus Saa.
Setelah penjemputan, HK dan keluarganya menjalani pemeriksaan kesehatan, diikuti pengumpulan informasi untuk keperluan identifikasi. Dari hasil verifikasi, dipastikan bahwa HK adalah salah satu buronan yang terlibat dalam serangan di Posramil Kampung Kisor. Selanjutnya, mereka diantar ke Kampung Sorry untuk berkumpul kembali dengan keluarga besar.
Langkah Lanjutan untuk Kedamaian Papua Barat
Satgas Yonif 501/BY telah menyerahkan HK kepada pemerintah Kabupaten Maybrat untuk proses hukum yang dikoordinasikan dengan Polres Maybrat. Pendekatan yang dilakukan tidak hanya menciptakan rasa aman tetapi juga mengedepankan aspek kemanusiaan dan rekonsiliasi.
Dansatgas Yonif 501/BY, Letkol Inf Yakhya Wisnu Ariyanto, menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam keberhasilan ini. "Keberhasilan ini bukan sekadar capaian operasional, tetapi juga bukti nyata bahwa pendekatan humanis mampu membuka pintu perdamaian di Papua Barat, " tegasnya. Ia juga mengajak seluruh pihak untuk terus berkolaborasi dalam menciptakan Papua yang damai dan sejahtera.
Sinergi untuk Papua yang Lebih Baik
Sejak 2024, Satgas Yonif 501/BY telah menurunkan 3 simpatisan dan 8 anggota OPM untuk kembali ke NKRI. Ini menjadi bukti nyata bahwa misi perdamaian yang diusung TNI mampu merangkul mereka yang sebelumnya berada di pihak berseberangan. Pendekatan humanis terus menjadi kunci dalam menyelesaikan konflik di wilayah ini.
Keberhasilan menurunkan HK dari perjuangan bersenjata adalah langkah maju menuju Papua Barat yang lebih damai dan sejahtera. Dengan sinergi antara TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat, harapan untuk masa depan Papua yang cerah semakin dekat.
Autentikasi:
Dansatgas Media HABEMA, Kolonel Arh Yogi Nugroho
Baca juga:
Panglima TNI Mutasi 84 Perwira Tinggi TNI
|